Our best spreads and conditions

Harga emas (XAU/USD) naik lebih tinggi di awal sesi Eropa hari Senin, didukung oleh status safe haven di tengah meningkatnya ketidakpastian di Timur Tengah setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah.
Selain itu, People's Bank of Tiongkok (PBoC) mengumumkan pada akhir pekan bahwa mereka melanjutkan pembelian Emas di bulan November setelah jeda selama enam bulan, yang menambah dorongan untuk logam mulia.
Data dari AS yang dirilis pada hari Jumat mengungkapkan bahwa pasar tenaga kerja negara tersebut tetap kuat, tetapi tingkat pengangguran yang meningkat mengkonfirmasi ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga sebesar 25 bp pada pekan depan. Hal ini, dan sedikitnya minat risiko, membuat upaya kenaikan Dolar AS terbatas.
Emas menunjukkan momentum bullish yang meningkat pada hari Senin karena tren positif dari posisi terendah pekan lalu semakin kuat. Dengan fundamental yang mendukungnya, pasangan mata uang ini tampaknya akan menguji ulang puncak saluran dua pekan terakhir di $2.665.
Di atas sini, target berikutnya adalah level intra-hari $2.690, dan level tertinggi 24 November di $2.720. Pada sisi negatifnya, bagian bawah dari saluran yang disebutkan di atas berada di $2.620. Di bawah ini, support berikutnya adalah level terendah 25 November, di $2.605.
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.