Confirming you are not from the U.S. or the Philippines

By giving this statement, I explicitly declare and confirm that:
  • I am not a U.S. citizen or resident
  • I am not a resident of the Philippines
  • I do not directly or indirectly own more than 10% of shares/voting rights/interest of the U.S. residents and/or do not control U.S. citizens or residents by other means
  • I am not under the direct or indirect ownership of more than 10% of shares/voting rights/interest and/or under the control of U.S. citizen or resident exercised by other means
  • I am not affiliated with U.S. citizens or residents in terms of Section 1504(a) of FATCA
  • I am aware of my liability for making a false declaration.
For the purposes of this statement, all U.S. dependent countries and territories are equalled to the main territory of the USA. I accept full responsibility for the accuracy of this declaration and commit to personally address and resolve any claims or issues that may arise from a breach of this statement.
We are dedicated to your privacy and the security of your personal information. We only collect emails to provide special offers and important information about our products and services. By submitting your email address, you agree to receive such letters from us. If you want to unsubscribe or have any questions or concerns, write to our Customer Support.
Octa trading broker
Open trading account
Back

USD/IDR Menguat ke 16.272 Meski Keyakinan Konsumen Indonesia Naik ke 127,70

  • Pasangan mata uang USD/IDR terus menguat hingga ke 16.272  pada perdagangan sesi Asia.
  • Keyakinan Konsumen di Indonesia di bulan Desember naik ke 127,70 poin.
  • Risalah rapat FOMC isyaratkan anggota Komite mempertimbangkan perlambatan penurunan suku bunga.

Pada perdagangan hari Kamis ini, kurs Rupiah Indonesia (IDR)  tetap bergerak melemah di sekitar 16.272 terhadap Dolar AS (USD) meskipun Keyakinan Konsumen di Indonesia bulan Desember meningkat. Dolar AS yang kembali menguat ke 108,90-an karena mendapatkan dukungan dari data-data AS yang kuat terus menekan Rupiah (IDR) sejauh ini.

Keyakinan Konsumen di Indonesia pada bulan Desember meningkat menjadi 127,70 poin dari 125,90 poin pada bulan November 2024, seperti yang dilaporkan oleh Bank Indonesia (BI). Peningkatan ini terdorong oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) mencapai 116,0 dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) mencapai 139,5, melebihi nilai bulan sebelumnya (113,5 dan 138,3). 

Data semalam dari AS menunjukkan Klaim Tunjangan Pengangguran Awal turun ke menjadi 201.000 untuk minggu yang berakhir pada tanggal 3 Januari, lebih baik dari konsensus 218.000 dan sebelumnya 211.000. Sementara itu, Perubahan Ketenagakerjaan ADP pada bulan Desember tumbuh ke 122 ribu, namun berada di bawah ekspektasi pasar yang mengharapkan peningkatan ke 140 ribu.

Selain itu, Risalah rapat FOMC tanggal 17-18 Desember 2024 mengungkapkan bahwa anggota Komite mempertimbangkan perlambatan penurunan suku bunga. Kebijakan ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap kemajuan yang kurang memuaskan dalam mencapai target inflasi 2%, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Federal Reserve (The Fed).

Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller, menyatakan bahwa inflasi AS akan terus mengalami penurunan dan mendekati target 2%. Penurunan inflasi ini akan memungkinkan bank sentral untuk melakukan penyesuaian suku bunga secara bertahap dan hati-hati, dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi.

Selanjutnya pada hari Kamis malam ini pernyataan dari sejumlah anggota penting di FOMC akan dicermati oleh para pedagang, meskipun fokus terutama akan tetap tertuju pada laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang akan dirilis pada hari Jumat.

 

Keyakinan Konsumen Indonesia di Bulan Desember Naik ke 127,70 Poin versus 125,90 Sebelumnya

Keyakinan Konsumen di Indonesia pada bulan Desember meningkat menjadi 127,70 poin dari 125,90 poin pada bulan November 2024.
Read more Previous

USD/INR Lanjutkan Kenaikan di Tengah Meningkatnya Permintaan Dolar AS

Rupee India (INR) turun mendekati rekor terendah baru pada hari Kamis. Mata uang lokal tetap berada di bawah tekanan di belakang Dolar AS (USD) yang lebih kuat dan harga minyak mentah yang lebih tinggi. Perlambatan pertumbuhan ekonomi dan arus keluar asing dari saham juga melemahkan INR.
Read more Next